Seiring perkembangan teknologi internet, maka para pembuat situs porno mengembangkan halaman khusus berisi informasi, cerita, bahkan gambar porno, hingga chatting bertema seksual.
Akses internet yang terbuka, memungkinkan siapapun mendatangi situs tersebut. Pernahkah membayangkan pasangan Anda melakukannya? Mungkin, karena keterbatasan akses internet di Indonesia, belum banyak para istri yang mengeluhkan hal ini. Namun jika Anda mengalaminya, penjelasan berikut dapat membantu Anda.
Mengapa lelaki yang telah menikah melakukan cybersex?
Para pakar relationship menyetujui beberapa hal tentang kondisi ini: Pertama, lelaki yang diketahui sebagai cybersex addict cenderung melakukan hal ini sebagai kompensasi ketidakpuasan seksual dalam perkawinan. Kedua, demi memuaskan fantasi seksual, yang kemudian akan dipraktekkannya ke dalam kehidupan seks sebenarnya. Ketiga, lelaki cenderung melakukan cybersex sebagai keisengan.Sayangnya, hingga kini para pakar belum dapat memberi panduan untuk membedakan antara kegiatan sekadar iseng ataupun yang benar-benar cybersex addict. Sekalipun demikian, para pakar memberi beberapa saran agar Anda dapat mengatasi masalah tersebut.
Solusi
- Jangan marah. Kemarahan Anda hanya akan membuat pasangan bertindak defensif. Sebaliknya Anda disarankan mengajak pasangan bicara dari hati ke hari. Kesempatan berbicara terbuka membuat pasangan tahu bahwa Anda terganggu, dan diapun merasa mendapatkan peluang untuk berkomunikasi tentang ‘kebiasaan’ itu. Komunikasi seperti ini membuat Anda dan pasangan berupaya mendapatkan solusi.
- Cari literatur tentang masalah ini sebanyak mungkin. Hingga kini telah diterbitkan beberapa literatur tentang kasus cybersex dan penyelesaiannya. Dua di antara buku yang disarankan adalah: Caught In the Net karya Kimberly Young dan Addiction & Grace karya Dr. Gerald May. Kumpulkan informasi dan terapkan saran-saran dari buku itu. Jika perlu ajak pasangan untuk memahaminya bersama.
- Minta nasehat orang ketiga. Jika Anda telah melakukan langkah pertama dan kedua, namun tidak berhasil, maka tak ada salahnya Anda bertanya pada orang ketiga yang dapat Anda percaya. Kekesalan membuat kita tidak jernih memandang masalah yang kita hadapi. Tak perlu menjadikan gagasan orang ketiga sebagai satu-satunya solusi, namun setidaknya Anda dapat menjadikannya sebagai bahan pertimbangan saat akan mengambil keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar